Pages

Sep 10, 2009

Ternyata Dia Telah Pergi

Tak terasa tepat bulan agustus tahun ini 9 tahun sudah dia pergi untuk selamanya, entah apa yang dulu saya rasakan waktu tahu dia pergi sedih, bingung tidak percaya semua campur aduk dan cuma menghasilkan kebisuan.

Jujur saja saat memandangnya sudah tertidur untuk selamanya sampai mengantarkan ke pemakamannya saya masih tidak percaya kalau dia benar-benar pergi untuk selamanya bukan cuma saya tapi para sahabat-sahabatnya pun seolah tak percaya dengan kenyataan ini.

Hilang sudah harapan untuk banyak berguru padanya terutama dalam menjalani hidup, karena dia sosok yang sederhana dan pekerja keras, saya masih ingat betul perjuangannya dari awal sampai akhirnya dia punya rumah, motor bahkan mobil padahal dia hanyalah seorang pegawai negeri tepatnya seorang kepala sekolah yang juga masih harus mengajar di beberapa sekolah lainnya.

Sifatnya yang paling saya kagumi adalah kebiasaannya menolong orang lain terutama orang yang kurang mampu, tentu saja dia hanya bisa menolong sesuai dengan bidang pekerjaannya yaitu kepala sekolah dan guru, beberapa orang sudah dia bantu untuk sekolah "gratis" di tempat dia menjabat sebagai kepala sekolah, tentu saja dia juga tidak hanya mengajarkan hidup enak dengan sekolah gratis, tapi biasanya dia mempekerjakan orang yang dibantu sekolah itu untuk bekerja juga disekolahnya, ya mirip-mirip bagian tata usaha, selain bisa sekolah gratis mereka juga bisa punya penghasilan walau seadanya, karena ada 2 orang yang akhirnya tinggal di sekolah itu karena jarak rumah dan sekolah sangatlah jauh dan tidak mungkin bisa plang pergi setiap hari.

Selain sekolah gratis dia biasanya membantu orang-orang yang sangat niat sekolah tapi kurang biaya dengan menawarkan gratis untuk biaya masuk, karena memang hanya sebatas itu kemampuan dia.

Yang menarik adalah ketika ada 2 orang yang dulunya dibantu untuk sekolah akhirnya sekarang sudah menjadi pegawai negeri, ya walau itu adalah perjuangan mereka sendiri tapi jika saja dulu mereka tidak melanjutkan sekolah, rasanya kehidupan mereka belum tentu seperti sekarang.

Akan sangat panjang jika saya ceritakan semuanya, tapi tahun lalu tepatnya bulan Ramadhan saya pernah ada kesempatan bertemu lagi dengan salah satu anak yang dulu dia bantu untuk sekolah yang sekarang sudah menjadi PNS di salah satu kota di Sumatra, karena waktu itu kebetulan saya ada urusan di kota itu beberapa hari, setelah bertemu kami sedikit bercerita mengenang sang tokoh idola ini, ah seandainya saja dia masih ada pasti akan sangat bangga melihat salah satu anak didiknya sudah memiiliki kehidupan yang lebih baik.

Tulisan ini saya buat karena ternyata setelah 9 tahun kepergiannya masih ada orang-orang yang merindukan sosoknya, suatu hari ada seorang ibu yang berkata "Seandianya saja dia masih ada, tentu anak saya bisa sekolah lebih tinggi ga cuma bisa lulus SMU", karena si ibu ini dulu salah satu anaknya pernah dibantu sekolah dan dia merasakan manfaatnya sekarang, dan dia berharap seandainya anaknya yang lain juga bisa merasakan seperti kakaknya.

Walau mungkin tidak seberapa tapi sang guru selalu berusaha menjadi orang yang berguna bagi keluarganya dan orang lain, walau hanya bisa membantu sesuai kemampuannya tapi itu sangat berarti bagi sebagian orang, mungkin dia ingin menolong lebih tapi karena kemampuan yang terbatas akhirnya dia hanya membantu beberapa anak untuk bisa melanjutkan sekolah, karena setau saya gaji guru jaman dulu dengan sekarang berbeda, dari beberapa cerita yang sering saya dengar dari dia mungkin penghasilannya dulu hanya berkisar 2 jutaan per bulan itu pun dari hasil mengajar lagi di beberapa tempat, belum lagi untuk kebutuhannya sendiri, karena setau saya anak-anaknya belum ada satupun yang bekerja karena masih kuliah dan bersekolah.

Saya sendiri sampai sekarang masih sering merasa kehilangan, karena dia mempunyai cara berpikir yang unik, dia tidak suka menceramahi orang lain tapi dengan melihat dan memikirkan apa yang dia perbuat kita akhirnya bisa kita bisa cepat sadar saat kehilangan arah atau semangat, entah apa yang saya pikirkan tapi setiap melihat sosoknya seolah malu jika harus hidup bermalas malasan atau larut dalam suatu masalah.

Tulisan ini juga saya buat untuk seorang sabahat yang mungkin suatu saat bisa mengerti dengan keputusan yang saya ambil, terus terang saja saya tidak ingin merusak sesuatu yang sudah terjalin dengan baik begitu saja karena perbedaan pandangan, mungkin dengan melihat cerita tentang sang guru ini dia bisa melihat bahwa menolong tidaklah harus sekaligus tapi sesuaikanlah dengan kemampuan, saya akan lebih setuju dan mau membantu sesuai dengan bidang saya jika rencana yang akan dijalankan memang 100% non profit, karena jujur saja mengelola sesuatu yang sangat besar itu perlu banyak pertimbangan dan rasanya saya belum sanggup memikul amanat yang begitu besar.


8 comments:

belajar blog said...

Wah luar biasa, ini yang baru bisa dikatakan pahlawan tanpa tanda jasa yang sesungguhnya

koleksi mainan said...

Salut...
dia bener2 seorang kepala sekolah yang luar biasa. Jarang yang tanpa pamrih seperti beliau

berita unik said...

Berjuang tanpa pamrih...
Jasanya akan dikenang terus
tidak terlupakan sepanjang hayat

raiderhost said...

:) sipp sobat ...

bagus .. semampu kamu

narti said...

sangat bagus dijadikan teladan, makasih sharingnya.

kakve-santi said...

salam kenal..

tetap semanagt!

anak nelayan said...

mampir di siang hari sob di luar panas
salam kenal yaa friends

blogpopuler said...

Kisahnya menarik amat.Pasti orang itu sangat berarti buat anda